KONAWE, WAJAHSULTRA.COMĀ — Kabupaten Konawe adalah salah satu daerah lumbung beras di Sulawesi Tenggara (Sultra). Beberapa waktu lalu pemerintah kabupaten (Pemkab) mengelar panen raya di beberapa tempat. Serta mensosialisasikan program 3 kali tanam dalam setahun.
Karena adanya panen raya yang serentak tersebut mengakibatkan gudang Badan Urusan logistik (Bulog) Konawe menjadi over kapasitas. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk tetap menyerap gabah petani dengan cara mencari pasar diluar Konawe ataupun provinsi Sultra.
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa komitmen membantu Bulog Subdivre Konawe untuk mangatasi perputaran beras yang lambat di gudang penyimpanan. Pihaknya mengupayakan mencari pasar, agar beras petani bisa tetap terserap serta siklus beras di gudang penampungan bisa habis terjual.
“Kita fasilitasi penjualan beras Bulog ke kota Manado Provinsi Sulawesi Utara,” kata Kery Senin (24/5).
Bupati Konawe menjelaskan tujuanĀ penyaluran beras ke Manado itu dimaksudkan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Selain itu pula, pengiriman beras lintas provinsi tersebut juga merupakan bentuk intervensi pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe dalam mensiasati daya tampung beras yang terbatas di gudang Bulog Subdivre Konawe.
“Beras yang dikirim itu merupakan hasil pengadaan petani Konawe. Mudah-mudahan pengiriman beras ini berjalan lancar sehingga dapat dinikmati warga di Sulawesi Utara,” ujar Kery Saiful Konggoasa, Senin (24/5), dikantor Bulog Subdivre Konawe.
Konawe-1 itu menuturkan, beberapa daerah di wilayah timur Indonesia sangat membutuhkan pasokan beras. Misalnya di kota Manado dan Palu. Beberapa daerah di wilayah timur Indonesia itupun, diterpa bencana alam belum lama ini.
“Syukur alhamdulilah kita bisa bantu atasi semua itu. Itu karena beras Konawe sangat melimpah produksinya,” ungkap Kery.
Ia menyebut, Bulog Konawe sebenarnya siap menyuplai beras ke sejumlah daerah di luar Konawe. Apalagi produksi padi sekali panen mencapai 200 ribu ton. Yang jadi persoalan, lanjutnya, Bulog saat ini memiliki keterbatasan daya tampung beras di gudang penyimpanan. Yang mana, Bulog Konawe hanya mampu menampung beras kurang lebih 5.000 ton.
“Sisanya inilah yang lagi kami lakukan untuk membantu memasarkan beras Bulog. Sehingga nanti juga kita akan buatkan Perbup supaya pegawai atau BUMN itu ambil beras di Bulog,” beber mantan Ketua DPRD Konawe itu.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Sultra itu menambahkan, saat ini harga pembelian gabah kering panen (GKP) milik petani di Konawe telah ditetapkan sebesar Rp 4.200 per kg. Kalaupun ada kasus pembelian gabah dibawah harga yang ditetapkan pemerintah itu, katanya, bisa jadi hal tersebut disebabkan kualitas gabah yang rendah. Ia sesumbar, Bulog pun tidak mungkin membeli beras petani secara sembarangan tanpa melihat kualitas berasĀ yang dijual petani.
“Karena beras itu tidak boleh terlalu lalu disimpan. Kalau lama diendapkan, bulirnya akan pecah-pecah. Kami dari pemerintah akan melakukan intervensi agar perputaran beras Bulog bisa cepat. Saya akan upayakan beras Bulog cepat laku supaya Bulog bisa kembali membeli beras di kalangan petani,” tandas Kery Saiful Konggoasa. (ADV/K11/C/hen)