KENDARI, WAJAHSULTRA.COM — Dua orang warga kecamatan Tongkuno Selatan kabupaten Muna yakni inisial FH alias LM warga kelurahan Katumpu dan rekannya seorang mahasiswa berinisial AR alias AC warga desa Watondo dibekuk polisi di desa Lapandidi kecamatan Tongkuno pada Jumat malam (4/12) sekira pukul 22.30 Wita. Dari tangan keduanyaย diamankan barang bukti berupaย sepucuk pistol airsoft gun dan sebilah badik. Serta mobil minibus jenis Toyota Avanza bernomor polisi DT 1331 BD yang digunakan kedua orang tersebut.
Kapolsek Tongkuno, Ipda Nexon Ode Bio mengemukakan, penangkapan dua orang warga kecamatan Tongkuno Selatan itu bermula saat pihaknya menggelar operasi rutin cipta kondisi di wilayah desa Lapandidi kecamatan Tongkuno. “Malam itu saya bersama anggota menggelar razia dan patroli mengontrol posko-posko Paslon. Kemudian melintas mobilย dan dicegat, namun mobil tidak berhenti. Kita kejar hingga sekitar 30 meter mobil berhenti karena menabrak duiker. Seorang penumpang (FH alias LM)ย berhasil kabur sambil melempar badiknya ke arah halaman rumah warga.ย Selanjutnya supir mobil (AR alias AC) jugu berusaha kabur dengan memundurkan mobilnya, namun anggota sudah menghalangi laju kendaraannya. Kami pun menggeledah tubuhย supir (AR alias AC)ย dan mobil yang dikendarainya, alhasil di laci kiri depan mobil kami temukan airsoft gun,” katanya pada Sultra Pos via WhatsApp.
Selanjutnya mantan Kanit Reskrim Polsek Katobu ini mengatakan, pihaknya mengembangkan kasus tersebut. Hasilnya penumpang yang sempat kaburย berhasil dibekuk ditempat persembunyiannya dan berdasarkan hasil interogasi, pemilik sajam dan pistol tersebut merupakan residivis kasus pembunuhan. “AR alias AC profesi mahasiswa belum pernah ada catatan kriminal. Kalau FH alias LM, dia mantan residivis kasus pembunuhan,” katanya
Terkait apakah keduanya merupakan utusan seseorang untuk membuat kegaduhan dalam masa Pilkada Muna, Nexon menyatakan bahwa berdasarkan interogasi keduanya, mereka beralibi baru saja melakukan kunjungan silaturahmi ke kerabatnya. “Pemilik senjata sudah di periksa dan tidak ada ijin pemegang dari pihak Polda Sultra. Sementara menurut sopir, mereka silaturahmi di rumah neneknya. Namun kami masih mendalami kasus ini,” pungkasnya. (m1/c/hen)