BUTON, WAJAHSULTRA.COM — Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi mengungkapkan, nasehat ibundanya, almarhumah Hj. Wanazia binti Laumara, senantiasa mengilhami dirinya dalam memimpin Sultra. Nasehat-nasehat sang ibunda, layaknya pedoman yang memandu gerak langkahnya menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat dan daerah Sultra.
Hal itu disampaikan Gubernur saat memberikan sambutannya pada acara ta’ziah hari ketujuh wafatnya sang ibunda di Pasarwajo, Kabupaten Buton, Kamis (14 Oktober 2021). Acara ta’ziah ini juga digelar di kediaman ibunda di Kendari.
Sejumlah tokoh dan pejabat publik hadir pada kesempatan itu antara lain, anggota DPR Ri dari Sultra Hugua, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh beserta istrinya, dan perwakilan dari unsur Forkopimda Sultra.
Selain itu, sejumlah anggota DPRD Sultra juga hadir, antgara lain La Ode Tariala, sejumlah bupati/walikota yakni Bupati Buton La Bakry, Walikota Baubau AS Tamrin, Bupati Buton Selatan La Ode Arusani, Bupati Muna Barat Ahmad Lamani, Bupati Buton Utara Ridwan Zakariah, dan Bupati Wakatobi Haliana.
Sekretaris Daerah Sultra Nur Endang Abbas hadir langsung di kediaman ibunda di Kendari dan terhubung secara daring. Pimpinan lembaga vertikal juga hadir baik secara langsung maupun daring. Sejumlah kepala OPD lingkup pemprov turut hadir di Pasarwajo.
Tokoh masyarakat lainnya yang juga terlihat di acara tersebut antara lain mantan Bupati Buton Syafei Kahar dan Samsu Umar Abdul Samiun, serta mantan Wakil Bupati Buton Ali Laopa.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga mengenang ibunda sebagai sang motivator, yang terus memberikan dorongan, motivasi, dan nasehat-nasehat kebaikan dalam mengarungi dan menghadapi persoalan hidup.
“Khusus kepada saya pribadi sebagai anak tertua dari tujuh bersaudara, beliau terus memberikan petuah-petuah. Apalagi sejak saya terpilih sebagai Gubernur Sulawesi Tenggara dari periode pertama (2003-2008) dan periode kedua sekarang ini (2018-2023), agar menjalankan tugas pengabdian dengan jujur, ikhlas, tekun, dan ulet,” papar Gubernur.
Nasehat-nasehat tersebutlah yang selalu mengilhami dan mengawal gerak langkah Gubernur dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat dan daerah sultra, serta bangsa dan negara.
Dikatakan, sang ibunda adalah seorang ibu yang telah menjalankan tugasnya dengan sangat luar biasa. Ibu yang mengandung, berjuang melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh keihklasan, kesabaran, dan penuh kasih sayang.
“Beliau adalah panutan sejati. Dengan segala keterbatasan pada saat itu, terlebih sepeninggal ayah kami yang telah lebih dahulu dipanggil sang pencipta, beliau dalam suka dan duka terus sabar membimbing kami agar menjadi orang yang sukses dan dapat bermanfaat bagi keluarga, agama, masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Gubernur.
Dikatakan, siapapun pasti merasa bersedih dan tidak mudah menerima kenyataan kehilangan orang yang kita cintai. Secara pribadi, Gubernur merasakan betapa sedih dan beratnya kehilangan, terlebih sebelumnya pada bulan Juli lalu, sang istri tercinta, almarhumah Ibu Agista Ariany Bombay, juga dipanggil oleh sang khaliq.
Kehilangan dua sosok penting dalam hidup Gubernur adalah ujian yang amat berat. Namun, kata Gubernur, dirinya tidak bisa terus larut dalam kesedihan sebab masih mempunyai tanggung jawab besar sebagai orang tua bagi anak-anaknya, sebagai kakak dari adik-adiknya, dan tanggung jawab sebagai Gubernur,
“Saya harus tetap semangat menjalani kehidupan ini. Saya harus tegar dan terus konsen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh orang tua, masyarakat Sulawesi Tenggara, dan pemerintah kepada saya,” tegas Gubernur.
Di penghujung sambutannya, Gubernur mengharapkan dukungan semua komponen masyarakat agar terus memberikan dukungannya, sehingga Gubernur dapat melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Gubernur juga memohon doa dan permintaan maaf dari seluruh keluarga dan masyarakat Sultra atas segala dosa dan kesalahan sang ibunda selama hidupnya, serta menyampaikan rasa terima klasih yang setinggi-setingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu sejak sang ibunda dirawat hingga pemakaman serta ta’ziah.
Seperti diketahui, ibunda Gubernur, Hj. Wanazia binti La Umara, berpulang ke rahmatullah pada Kamis malam, 7 Oktober 2021 lalu, setelah sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Bahteramas. Almarhumah wafat pada usia 80 tahun. (hen)