Panti Asuhan An Nur Azwar Rugi karena Sikap Rahman Tawulo

KENDARI,WAJAH SULTRA,COM–Panti asuhan An Nur Azwar yang terletak Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu kota Kendari rugi karena sikap wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Rahman Tawulo.

Pasalnya politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu telah mengeluarkan pernyataan saat melaksanakan sidak bahwa panti asuhan an nur azwar untuk sementara dibekukan.

Akibat pernyataan itu, donatur panti asuhan tersebut sudah tidak lagi memberikan anggaran untuk keberlangsungan hidup para anak panti.

Hal itu diungkapkan pemilik panti asuhan, Anwar Latif. Dijelaskannya bahwa pasca pernyataan tersebut donatur tidak percaya lagi dengan panti asuhan miliknya. “Kami saat ini kesusahan merawat anak panti akibat pernyataan pak Rahman Tawulo. Ibarat daun, setelah saya dengar dia bicara seperti itu langsung berguguran,” bebernya saat ditemui di Polresta Kendari, Senin, (26/6). Selain itu, ia menjelaskan bahwa 5 Juni lalu, dewan melaksanakan sidak di panti asuhan, sidaknya disampaikan hanya melalui pesan whatsapp. “Suratnya dikirim lewat WA sekitar jam 09.20 WITa. Kemudian mereka datang sekitar jam 10.15 WITa,” jelasnya saat ditemui di Polres Kendari, Senin, (26/6).

Kemudian tambahnya dalam sidak yang digelar itu disampaikan bahwa yang hadir perwakilan anggota dewan Komisi I, Camat, Lurah, Kapolresta, Danramil dan perwakilan tokoh masyarakat atau warga di RT 5 Kelurahan Puuwatu. “Namun faktanya yang hadir perwakilan warga sekitar ratusan orang itupun bukan warga RT 5 Kelurahan Puuwatu,” bebernya.

Parahnya mereka menggelar unjuk rasa sehingga anak-anak panti asuhan mengalami trauma. Bahkan salah seorang anak panti usia 1,5 tahun mengalami panas tinggi selama tiga hari. “Sudah disampaikan supaya yang masuk sidak di dalam panti beberapa orang saja, supaya anak-anak tidak panik atau semacamnya,” bebernya.

Namun, mereka (Perwakilan warga, red) memaksa masuk dan melakukan aksi di dalam panti asuhan. “Mereka teriak-teriak bahkan merusak papan nama panti asuhan sehingga anak-anak sangat ketakutan. Ketika terjadi apa-apa siapa yang bertanggungjawab,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, menurut Anwar Latif menjelaskan, Rahman Tawulo saat melaksanakan sidak hanya mencari anak panti tahun 2022 ke bawah, sehingga yang ditemukan hanya lima orang sementara anak-anak panti tahun 2023 dia (Rahman Tawulo, red) tutup mata seolah tidak diperhitungkan. “Kami tidak mengikat anak panti ketika sudah selesai sekolah mereka keluar atau orang tuanya datang minta kami kembalikan, sehingga anak-anak panti yang tinggal tidak menentu,” jelasnya.

“Baru saat itu anak-anak masih sementara ulangan. Kami minta supaya sidak sore atau malam tapi mereka tidak mau. Sehingga kami menilai bahwa sidak yang dilaksanakan ini hanya untuk mencari kesalahan,” tandasnya. (Andri/hen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
spot_img