KENDARI,WAJAHSULTRA.COM–Warga Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Pemilihan Gubernur 2024 mendatang menginginkan pemimpin yang bisa membawa perubahan.
Hal itu sesuai hasil lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Maret 2023, dengan menggunakan 800 responden di 17 Kabupaten Kota melalui wawancara langsung.
Direktur LSI, Ikrama Masloman menjelaskan berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama tujuh hari pada periode Maret ini bahwa keinginan warga Sultra untuk perubahan sangat tinggi atau signifikan sebesar 92 persen. “Baik pemilih laki-laki 97, 3 persen dan pemilih perempuan 95 persen, sama-sama menginginkan perubahan,” ucapnya, Kamis, (23/3).
LSI melihat tambahnya ada tiga alasan sehingga warga Sultra menginginkan perubahan, pertama, mayoritas menilai kehidupan mereka tidak berubah selama 10 tahun terakhir. “Kami menanyakan kepada responden apakah mereka merasa kehidupan sehari-sehari lebih baik, sama saja atau lebih buruk, sebesar 54 persen menilai kehidupannya tidak berubah, 38 persen merasa lebih baik, 2,3 persen lebih buruk dan 5,3 persen tidak menjawab,” bebernya.
Dua, penilaian keadaan ekonomi paling rendah dari semua aspek. Ekonomi menjadi krusial karena bagian penting dalam memenuhi kebutuhan
public, namun dari bacaan data keadaan ekonomi paling rendah dari semua
aspek dimana sebesar 34,7 persen menilai keadaan ekonomi tidak baik, maupun tidak
buruk, 2 persen yang menilai buruk dan sangat buruk, sedangkan yang menilai sangat baik atau baik sebesar 61,5 persen
Ketiga, kondisi kemiskinan dan pengangguran dinilai masih menjadi masalah utama. LSI menanyakan sejumlah permasalahan tersebut, apakah semakin  meningkat, semakin berkurang atau sama saja. “Kondisi pengangguran sekarang jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 53,8 persen menyatakan semakin meningkat, 15,8 persen menilai semakin berkurang, dan 27,6 persen menyatakan sama saja,” paparnya.
“Sedangkan kondisi kemiskinan sekarang jika dibandingkan tahun sebelumnya                                                                                                                          sebesar 37,3 persen menyatakan semakin meningkat, 19,4 persen menilai semakin berkurang dan terdapat 27,6 persen menyatakan sama saja,” sambungnya.
Berhubungan dengan isu perubahan, LSI ikut memotret persepsi publik, siapa calon
Gubernur yang dinilai dapat membawa perubahan di Sultra, sebesar 19,3 persen warga sultra menyebut sosok mantan Andi Sumangerukka membawa perubahan, Ridwan Bae sebesar 11,8 persen di ikuti Kery Saiful Konggoasa sebesar 11,1 persen.
Selanjutnya La Ode Ida 10,5 persen
Lukman Abunawas 7,5 persen, Samsu Umar Abdul Samiun 5,9 persen, Rusda Mahmud 4,3 persen, Rusman Emba 3,2 persen, Tina Nur Alam 2,3 perssn, Surunuddin Dangga 1,8 persen, Abdurrahman Shaleh 1,6 persen, Ruksamin 1,1 persen, Wa Ode Nurhayati 0,7 persen, La Ode Barhim 0,2 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab 18 persen.
Selain itu, Ikrama mengatakan setahun menjelang Pilkada Sultra LSI ikut memotret elektabilitas atau dukungan terhadap deretan bakal cagub Sultra, dan elektabilitas mereka adalah, sebesar 17,9 persen mendukung Andi Sumangerukka, disusul Kery Saiful Konggoasa dengan dukungan sebesar 13,9 persen, ketiga Ridwan Bae sebesar 11 persen.
Kemudian La Ode Ida 10 persen, Lukman Abunawas 8,2 persen, Samsu Umar Abdul Samiun 5,2 persen, Rusda Mahmud 5,2 persen, Tina Nur Alam 3 persen, Rusman Emba 3 persen, Surunuddin Dangga 2,5 persen, Abdurrahman Shaleh 2,3 persen, Ruksamin 1,8 persen, Wa Ode Nurhayati 1,1 persen, La Ode Barhim 0,2 persen dan masih terdapat pemilih mengambang yang tidak tahu sebesar 14,7 persen. (Andri/hen)