KENDARI,WAJAHSULTRA.COM–Pengusaha binaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) sukses ekspor biji jambu mete ke Vietnam.
Tak tanggung-tanggung jumlah tonase biji jambu mete asal Sultra yang diekspor melalui terminal pelabuhan peti kemas Bungkutoko ini mencapai 18 ton. Dan ekspor ini dilakukan pada gebyar ekspor akhir tahun 2021, Jumat 31 Desember 2021 lalu dengan didukung oleh Pemerintah Provinsi Sultra.
Pemilik cv best farmer indonesia, Steven Stenly merupakan anak muda di Kendari yang menjadi aktornya. Pria kelahiran 1994 tersebut berhasil membuktikan pada dunia, kalau anak muda Sultra juga mampu menjadi eksportir dengan mengekspor hasil perkebunan Sultra jenis kacang mete ke Vietnam sebanyak 18 Ton di masa pandemi Covid-19.
Meskipun perusahaan baru dan masih tergolong pemula, sosok yang dikenal sebagai youtuber asal Sultra tersebut membuktikan bahwa dirinya mampu berjuang dengan memanfaatkan peluang akses pasar yang ada khususnya pasar kacang mete. “Tiga bulan saya fokus di ekspor ini, selama merintis banyak sekali rintangan masalah yang dihadapi. Tetapi saya yakin ini pasti berhasil. Saya sudah keliling Sultra untuk mencari produk unggulan dan akhirnya memutuskan ekspor kacang mete gelondongan,” ucap Steven, Senin, (03/01).
Steven menyebut, 18 ton kacang mete yang diekspor ke Vietnam berasal dari petani jambu mete di beberapa kabupaten di yang ada di bumi anoa, seperti Konawe Kepulauan, Buton dan Kabupaten Muna.
Steven mengatakan kacang mete merupakan produk unggulan di Sultra, meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan lainnya seperti kelapa dan turunannya, namun menurutnya, kacang mete Sultra jauh lebih baik kualitasnya di banding daerah lain di Indonesia seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Apalagi tambahnya Sultra merupakan penghasil kacang mete terbaik di dunia. “Meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan yang lain, tapi tiga bulan terakhir ini, saya fokus mencari pasar kacang mete di luar negeri,” ucapnya.
Steven mengatakan, pasar kacang mete di luar negeri sangat bagus, banyak permintaan kacang mete dari India dan Vietnam. Apalagi saat ini buyer asal India sudah ada di Kendari dan siap membeli hasil perkebunan kacang mete Sultra.
Untuk satu kontainer kacang mete, dirinya melibatkan banyak petani, dan mendapat dukungan penuh dari Pemda. Pasalnya, kata dia, Pemda di Sultra terus mendorong lahirnya pada generasi muda, anak-anak milenial untuk lebih memperhatikan sektor pertanian, terutama komoditas perkebunan. “Saya targetkan, di tahun 2022, saya bisa tembus pasar China, dengan mengeskpor 50 kontainer dalam setahun,” ungkapnya.
Steven berharap, ekspor di akhir tahun 2021 mampu memberi semangat bagi anak muda di Sultra. Juga menjadi contoh yang baik, sehingga anak muda di Sultra bisa membuktikan bahwa mereka pun mampu menembus pasar Internasional. “Semoga dengan ekspor di tahun ini bisa memberi contoh yang baik untuk anak muda yang lainnya, dan semoga makin banyak anak muda yang bisa ekspor, karena , ini nantinya akan berdampak pada pendapatan daerah khususnya di Sultra,” tutupnya. (p2/c/hen)