Pj. Sekda Provinsi Sultra Asrun Lio : Kondisi Terakhir Inflasi di Sulawesi Tenggara 6,59%

KENDARI,WAJAHSULTRA.COM–Pj Sekda Provinsi Sultra Asrun Lio didamping Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Adik Afrinaldi  dan Hj. Usnia Kepala Biro Perekonomian Setda Sultra di Rumah Jabatan Gubernur Sultra 26 Desember2022  mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) lanjutan tentang pengendalian Inflasi Daerah yang rutin diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat.

Dalam hal ini  Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) bersama Pemerintah Provinsi diseluruh Indonesia secara virtual dilaksanakan setiap minggunya.

Hadir secara virtual Tito Karnavian Kemendagri RI, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Dr. Setianto, Deputi Bidang Ketersediaan Stabilitas Pangan Dr. I Gusti Ketut Golah, Irjen Peradangan dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Dr. Pristianto, Direktur Jenderal Holtikultura, para Pejabat Utama Kementerian dan Lembaga serta para Gubernur dan para Forkopimda seluruh Indonesia.

Dari Pemprov Sultra hadir juga Sekdis Tanaman Pangan Sultra Ari Sismanto, Sekretaris Distanak Sultra Kartini dan beberapa pejabat terkait.

Kemendagri RI menyampaikan jangan bosan dalam penyelenggaran rakor ini karna harga barang jasa sangat menjadi isu penting bukan hanya ditingkat nasional tapi juga ditingkat global.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Dr. Setianto, menjelaskan dalam paparannya, yaitu ada kenaikan beberapa komoditas di Minggu ke-4 Desember yaitu telur ayam ras. Lanjut disampaikan bahwa melihat secara kumulatif pemantauan selama sebulan terakhir ini ada sekitar kenaikan 4,4% yang di pantau pada tanggal 28 November lalu, telur ayam ras masih di harga Rp. 29.000 sampai Tanggal 22 Desember.

Untuk beras kenaikan kumulatif harga selama Desember adalah 2,2%. Beras menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 21 provinsi yang mencakup 148 Kab/Kota. Kemudian, cabai rawit menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 13 provinsi yang mencakup 152 kab/kota. Kenaikan kumulatif 15,5% adalah daging ayam ras juga menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 13 provinsi, mencakup 142 Kab/Kota.

Pj. Sekda Prov. Sultra Asrun Lio dalam paparannya mengatakan bahwa kondisi terakhir Inflasi di Sulawesi Tenggara 6,59%. Angka tersebut cukup tinggi, sehingga perlu melakukan langkah-langkah strategis. Terkait dengan kendala-kendala yang dihadapi yaitu pertama, harga tiket transportasi udara yang mengalami kenaikan dan terbatasnya penerbangan  di beberapa daerah. kedua, harga ikan mengalami kenaikan karna ini di sebabkan faktor cuaca jadi banyak nelayan yang tidak bisa melaut karna akhir November dan awal Desember cuaca yang kurang mendukung  dilaut.

Hal lain yang dilaporkan yaitu kondisi stok pangan di Sulawesi Tenggara sepanjang Januari Desember 2022 dalam kondisi yang terjaga dan aman, selanjutnya menghadapi Nataru semua stock pangan dalam kondisi cukup.

Kemudian harga dilaporkan stabil, hal ini disebabkan karna satgas pangan Sultra terus melakukan pemantauan secara berkala dan juga bersinergi dengan Forkopimda yang terlibat dalam operasi pasar Sultra.

Selanjutnya, langkah-langkah pengendalian Inflasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu; keterjangkauan harga; ketersediaan pasokan; kelancaran distribusi; komunikasi efektif; merealisasikan BTT, DTU dan DID.

Upaya Pemerintah Sultra dalam pengendalian Inflasi yaitu pengendalian harga minyak goreng, gerakan menanam cabai dengan nama program TABE DI. Kemudian, upaya mengatasi kelangkaan energi gas dan dukungan terhadap fungsi bulog sebagai penugasan Pemerintah untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).  (Sp/*/hen)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
spot_img