KENDARI, WAJAH SULTRA, COM–Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara Komjen Pol. (P) Dr. (H.C) Andap Budhi Revianto, S.I.K., M.H, mengatakan, Tenun bukan hanya berarti selembar kain yang dipintal dari benang, melainkan tenun adalah karya seni sehingga seni tunem berkaitan erat dengan pengetahuan,budaya,kepercayaan, lingkungan hidup serta sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Setiap daerah dari masing-masing Kab/Kota akan memiliki pola,motif dan corak artinya tenun Sulawesi Tenggara menggambarkan semua harmoni keberagaman.
Pj Gubernur mengatakan itu saat membuka kegiatan Sultra Tenun Karnaval Tahun 2023 mengusung tema “Legenda Sultra” yang diselenggarakan langsung Dinas Pariwisata Provinsi Sultra di Depan Kantor Walikota Kendari, Sabtu, 02 Desember 2023.
Hadir dalam kegiatan tersebut Forkopimda Sultra, Plh. Sekda Sultra, Ketua TP PKK Prov. Sultra selaku Ketua DWP Prov. Sultra dan Ketua Dekranasda Sultra, Para Asisten, Para Kepala OPD Lingkup Prov. Sultra, Para Bupati/Walikota se-Sultra beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kab/Kota se-Sultra, Pimpinan Kepala OPD Kab/Kota se-Sultra, Para Ketua DWP Lingkup Pemprov. Sultra, Ketua Dekranasda Kab/Kota se-Sultra yang mengikuti Tenun Karnaval, serta para pelaku usaha tenun ekonomi kreatif, kria se-Sultra, asosiasi karnaval Indonesia Sultra, pejabat terkait dan disaksikan oleh masyarakat yang datang untuk menyaksikan acara tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, H.Belli.,SE.,M.Si, dalam sambutannya menilai  untuk menghadiri pembukaan event Sultra tenun karnaval dari Sultra untuk Indonesia yang akan dilaksanakan dari tanggal 02-03 Desember 2023.
Dikatakan, pada hari ini, penyelenggaraan Sultra Tenun Karnaval dari Sultra untuk Indonesia merupakan penyelenggaraan yang ke-7 kali, yang pertama kali diselenggarakan tahun 2015 dimana saat itu, Sultra Tenun Karnaval merupakan salah satu set event perayaan Halo Sultra yaitu event perayaan hari ulang tahun Provinsi Sultra yang diperingati setiap tanggal 27 April .
Menurut Kadis, sejak tahun 2015, Sultra Tenun Karnaval secara rutin dilaksanakan sampai saat ini, kecuali tahun 2020-2021 dikarenakan dunia mengalami pandemi covid-19.
Namun setelah pandemi covid-19 merendah tahun 2022 event ini kami laksanakan kembali dan menjadi tuan rumah adalah Kota Bau-Bau dan yang diselenggarakan secara mandiri mengingat potensi event ini untuk mendorong pergerakan wisatawan nusantara yang sangatlah besar dan mendorong pelestarian tenunan Sulawesi Tenggara sebagai bagian kampanye kita untuk mendukung gerakan bangga buatan Indonesia sebagaimana amanat Presiden dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 tahun 2022.
Lebih jauh ia mengatakan, “Sultra Tenun Karnaval” hari ini, untuk pertama kalinya di selenggarakan pada malam hari dengan harapan bisa meningkatkan kualitas dari penyelenggaraan event sekaligus menarik wisatawan untuk datang di event ini. Untuk itu malam hari ini kita berdiri disini tepat di tugu persatuan sehingga semangat persatuan ini dalam sosok Haluoleo merupakan tokoh sejarah dari daratan Sultra yang juga dikenal sebagai Sultan Murhum di daerah kajirah Buton dan banyak lagi daerah Sultra.
Serta momen ini kita refleksikan kembali, di kehidupan kita sehingga menegaskan kita bahwa identitas kita sebagai orang Sulawesi Tenggara, kaya akan hasil alam, pertanian, kelautan dan potensi pariwisata yang mendunia serta memiliki budaya yang unggul, namun juga disisi lain masyarakat ramah dalam menyambut tamu.
Model dari Sultra, Istri para bupati/walikota se-Kab/Kota se-Sultra dan Istri para pimpinan OPD dan menampilkan tenun khas daerah yang didesain oleh desainer lokal maupun desainer nasional.
Selanjutnya, hari kedua tanggal 03 Desember 2023 akan menyaksikan peserta karnaval dari 17 Kab/Kota se-Sultra yang akan menampilkan berbagai hasil tenun yang menjadi ciri khas di Kabupaten masing-masing yang dikemas dalam konsumsi karnaval dan akan dihibur dari artis ibukota yaitu Dudi Oris, vokalis one-nino.
Pada kesempatan itu, Pj. Gubernur Sultra, mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan ini terutama Kadis Pariwisata Sultra dan para panitia dan masyarakat Sultra yang hadir pada hari pada malam hari ini, acara Tenun Sultra merupakan perayaan dalam memperingati hari tenun Indonesia itu sudah diatur di dalam keputusan Presiden.
Sehingga selembar kain tenun membuktikan bahwa keberagaman yang di rangkul, dirangkai dan dirasa, karsa akan menghasilkan karya yang indah, tenun adalah gambaran, kesabaran rajutan Taman Sari Indonesia yang berbineka tunggal Ika
Tenun disisi lain, dalam pandangan saya merupakan potensi ekonomi yang tidak meninggalkan budaya sebagai bangsa Indonesia tentu saya sadar bahwa perlu ada langkah kongkret dari Pemerintah Prov. Sultra termasuk juga Kab/Kota se-Sultra untuk menjadikan potensi ekonomi yang menjadi kekuatan ekonomi.
Karna itu, pada kesempatan hari ini saya tugaskan Dinas terkait termasuk juga para Bupati/Walikota yaitu pertama memperbaiki data sebaran perajin tenun di Sultra dan hasil akan di kakulasi dan disampaikan, kedua merumuskan dan memberikan program-program yang dapat menguatkan para pengrajin tenun Sultra, ketiga jangan biarkan para pengrajin dan pedagang tenun berjuang sendiri untuk mempertahankan warisan budaya Sulawesi Tenggara
Selain itu, kalau ada para pengrajin atau penghimpunan pengrajin tenun yang ingin berdiskusi dan pintu Kantor Gubernur Sultra akan terbuka untuk seluruh saudara dan saudari sekalian serta memberikan masukan kepada saya dan kami semua, bagaimana
bisa kita berjuang bersama agar potensi ekonomi yang salah satunya yang bersumber dari tenun dapat menjadj kekuatan ekonomi bagi kita semua di Sultra
Selaku Pj. Gubernur dan sekaligus Sekjen Kemenkumham RI, perlu saya informasikan bahwa yang hadir disini termasuk seluruh masyarakat se-Sultra kita harus lindungi tenun Sultra ada beberapa langkah yang harus kita lakukan yaitu pertama masing-masing para Bupati/Walikota daftarkan tenun untuk kita memfasilitasi karna dari data Irjen Kekayaan intelektual khususnya Kekayaan Intelektual Regional (KIK) sebagaimana amanah PP No. 56 terdapat 49 tenun yang tercatat
Ada 5 tenun berpotensi yaitu 1. Tenun Moronene, 2. Motif Ukiran Talulu, 3. Motif Tenun Tolaki, 4. Motif Tenun Kalo Sara dan 5. Motif Tenun Masalili Muna dan daftar juga sebagai indikasi geografis sesuai dengan amanah Undangan-Undangan nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis. Saat ini belum ada tenun yang dilindungi, Indikasi Geografis (IG) atau yang berpotensi untuk didaftarkan IG dari Sulawesi Tenggara, perlu keperdulian kita terutama Kepala Perangkat Daerah yang terkait termasuk juga para Bupati/Walikota se-Sultra
Dan menyaksikan parade busana tenun daerah kolaborasi dengan Dekranasda Sultra dan Dharma Wanita Persatuan (DWP),dibagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu pertama DWP Prov. Sultra, kedua DWP Kab/Kota se-Sultra dan ketiga Ketua TP. PKK Kab/Kota se-Sultra yang menjadi dewan juri yaitu pertama Drs. Waode Munanah Asrun Lio, kedua Fatmayani Tombili dan ketiga Defrico Audy dan besok akan ditentukan Grand Final Karnaval Tenun Daerah. (win/hen)