KENDARI, WAJAH SULTRA, COM–Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto Berkomitmen menekan laju inflasi di Bumi Anoa. Dikatakan, Inflasi Sultra berada pada peringkat 20 dari 38 provinsi di seluruh Indonesia, sebelumnya peringkat ke 28 dari 38.
Adapun angka inflasi pada 4 empat Kabupaten/Kota di Sultra yang menjadi penilaian inflasi Sultra yakni, Kabuten Konawe 4.10%, Baubau 3.58%, Kolaka 2.79% dan kota Kendari 2.27%.
Hal ini dikatakan Andap Budhi Revianto saat menanggapi pernyataan Rilis resmi dari Badan Pusat Statistik Sultra, Jumat, 01-03-2024. Rilis itu menyebutkan, Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara pada Februari 2024 masih Terkendali.
Tercatat Inflasi year on year Sultra sebesar 2,90%* setelah sebelumnya pada Januari 2,46 %. sedangkan Inflasi month to month Sultra sebesar 0,19%.
Dengan demikian, Inflasi Sultra berada pada peringkat 20 dari 38 provinsi di seluruh Indonesia sebelumnya peringkat ke 28 dari 38.
Adapun angka inflasi pada 4 empat Kabupaten/Kota di Sultra yang menjadi penilaian inflasi Sultra yakni, Kabuten Konawe 4.10%, Baubau 3.58%, Kolaka 2.79% dan kota Kendari 2.27%.
Menanggapi hal tersebut, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengatakan inflasi sultra pada bulan Februari 2024 masih relatif stabil.
“Didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024 yakni sebesar 2,5% ± 1%, maka Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam rentang terkendali yaitu antara rentang 1,5% hingga 3,5%.,” katanya. Jumat (01/03/2024).
Sebagai Penyumbang inflasi year on year Provinsi Sultra diantaranya adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok Kesehatan, kelompok Pendidikan, dan kelompok transportasi.
Komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras, dengan inflasi sebesar 21,64% dan andil 1,17%. Meskipun demikian Produksi beras Sultra tahun 2023 sebesar 275, 31 ribu ton, naik sebesar 0,09% dibanding tahun 2022 yang sebesar 275,06 ribu ton.
“Sebagai catatan, luas panen turun tapi produksi beras di Sultra naik karena produktifitas tinggi. Ada upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan produksi beras seperti bantuan pupuk, perbaikan irigasi dan sebagainya,” terang Andap.
Kenaikan harga beras ini terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia, kecuali 1 Provinsi yaitu Provinsi Jambi. Kenaikan beras seiring dengan naiknya harga gabah di tingkat petani.
Komoditas lain penyumbang inflasi adalah Angkutan Udara, Mobil, Tarif Dokter Umum, Sigaret Kretek Mesin, tomat, sawi hijau, ikan mujair, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, ikan selar, dan Iya ikan tude.
Tarif dokter umum memberikan andil inflasi Sultra disebabkan ada penyesuaian tarif rumah sakit di Kabupaten Konawe berdasarkan Perda No. 3/2023 ttg pajak daerah dan retribusi daerah.
Secara Nasional, Inflasi year on year tertinggi di Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 % dan yang terendah di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,81%. (**)