KENDARI, WAJAH SULTRA, COM–Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI) dilaksanakan di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra, (Senin, 29 Januari 2024).
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak diseluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian, dengan narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan. Dr. Andriko Noto Susanto, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto, Direktur Pembenihan Holtikultura Kementan Inti Pertiwi, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Rajab, Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Sesjamdatun, Wakasatgas Pangan Polri dan Staf Ahli Bidang Ekonomi Brigjen TNI Eko Nursanto.
Turut hadir dari Jajaran Pemprov Sultra yakni Asisten II Setda Sultra, Sekdis ESDM, Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ketapang, Kabid Perkebunan dan Hortikultura serta Pejabat terkait.
Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian, mengapresiasi atas upaya-upaya kita untuk mengendalikan inflasi baik tingkat pusat maupun tingkat daerah, yang saat ini berada di angkah 2.61 persen.
“Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan komitmen tinggi, tetapi juga menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan jika inflasi man-to-man mengalami kenaikan dari yang sebelumnya berada di presentase 0.38 persen meningkat menjadi 0.41 persen.
“Sedangkan inflasi year to year (YoY) bulan Desember 2023 terhadap Desember 2022 mengalami penurunan dan berada di angka 2.61persen,” jelasnya.
Sehingga, pemerintah harus terus berupaya dalam melihat fakta lapangan terkait barang-barang apa saja yang mengalami kenaikan harga, cek kelapangan dan apa yang menyebabkannya.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, menyampaikan dalam paparannya, indeks perkembangan harga M4 Januari 2024, secara nasional, jumlah Kab/Kota yang mengalami kenaikan IPH sampai dengan M4 Januari turun dibandingkan pada minggu sebelumnya.
Komoditas penyumbang utama IPH menurut wilayah berada diluar pulau Sumatera dan Jawa, adapun 10 Kab/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi salah satunya Provinsi Sulawesi Tenggara diurutan ke sembilan yakni Kab. Konawe Selatan dengan IPH 1,63 persen dan komoditas andil terbesarnya cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
Selain itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A. Fachri Rahjab menyampaikan bahwa Pertama fenomena El- Nino masih terpantau aktif pada periode bulan Januari 2024 dan berangsur melemah menuju fase netral mulai bulan Maret 2024, Kedua mempertimbangkan faktor ENSO diprediksi akan beralih menuju fase netral pada Maret-April- Mei tahun 2024, sehingga curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan mendekati kondisi normal, Ketiga daerah yang diprediksikan akan mengalami hujan tahunan di atas normal adalah sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan papua bagian utara, Keempat musim kemarau tahun 2024 diprediksi akan mulai berlangsung pada periode bulan Mei-Juni 2024 dengan puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada periode bulan Juni- Agustus 2024 dan Kelima musim kemarau tahun 2024 diprediksi tidak se-kering musim kemarau tahun 2023, namun demikian kesiapsiagaan dalam rangka pengendalian inflasi tetap harus dilaksanakan. (wul/hen)