Konawe Jadi Surga investor, Investasi Masuk Capai Rp 20 Triliunan

KONAWE,WAJAHSULTRA.COM–Pemerintah daerah (Pemkab) dan DPRD Konawe mengelar rapat paripurna untuk membahas dua perda yaitu revisi perda no 4 tahun 2015 dan pengusulan perda tentang penyelenggaraan izin berbasis resiko, Senin (14/02/2022).

Sekertaris daerah ( Sekda) Ferdinan Sapan mengatakan rancangan peraturan daerah (perda) tentang penyelenggaraan izin berbasis resiko untuk kepastian berusaha. Hal ini Ia sampaikan seusai mengikuti rapat paripurna di gedung DPRD Konawe.

Ferdinand menilai bahwa rancangan perda ini untuk memberikan dukungan kepastian legitimasi para pengusaha yang juga memberikan dampak positif bagi daerah.

“Hal positif pada perda ini adalah pada bidang pertumbuhan perekonomian maupun pendapatan daerah, ” Jelasnya. Dimana saat ini menurutnya Konawe adalah surga investasi untuk daerah Sulawesi Tenggara (Sultra), bahkan untuk lalu investasi yang akan masuk mencapai Rp 20 triliunan namun menurutnya nanti akan di sampaikan oleh bupati Konawe terkait capaiannya.

Berdasarkan data yang dirilis dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia (RI), total realisasi investasi Sultra tahun 2021 mencapai Rp27,932 T. Sebanyak Rp23,6 T dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp4,334 T dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN).

Dari jumlah realisasi tersebut, Konawe menjadi yang tertinggi. Total nilai investasi yang masuk di daerah lumbung beras Sultra ini mencapai Rp20,056 T. Di urutan kedua ada Konawe Selatan dengan nilai realisasi investasi mencapai Rp2,665 T. Lalu, diurutan ketiga ada Kolaka dengan realisasi investasi senilai Rp1,4 T.

Nilai investasi yang masuk di Sultra tersebut berasal dari sejumlah negara. Gabungan investasi dari Hongkong dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai Rp16,297 T. Sedangkan investasi lain yang murni dari RRT sendiri mencapai Rp4,71 T. Selain itu ada juga investasi dari British Virgin Island dan Belanda yang masing-masing bernilai Rp75,293 M dan 32,388 M.

Di Sultra, 5 perusahaan dengan nilai investasi terbesar di pegang oleh PT Obsidian Stainless Steel (OSS) senilai Rp15 773 T. Menyusul PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) senilai Rp4,009 T. Lalu PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia senilai Rp2,364 T, PT Kovalen Mining senilai Rp907,85 M dan PT Ceria Nugraha Indotama Rp679,861 M.

PT OSS dan PT VDNI merupakan dua perusahaan raksasa yang saat ini beroperasi di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe. Keduanya, merupakan penyumbang realisasi investasi terbesar untuk Konawe sejak beberapa tahun terakhir.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa memang selalu membuka diri terhadap investasi yang masuk. Ia sendiri mengaku, tidak banyak memberikan syarat selagi yang dilakukan investor masuk dalam koridor aturan yang ada.

“Kuncinya itu, permudah ketika investasi masuk. Jangan investor baru masuk, sudah minta ini dan itu. Biarkan mereka berkembang dan setelah itu barulah kita minta hak daerah,” jelas Bupati dua periode itu.

Salah satu contoh konkrit yang bisa dipetik dari masuknya investasi ke daerah adalah terbukanya lapangan kerja baru. Di Konawe, angka pengangguran atau pencari kerja cenderung menurun. Contoh lainnya adalah serapan pajak. Belum lama ini PT OSS baru saja menyetorkan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) non listrik ke kas daerah senilai Rp61 M. Jumlah tersebut belum termasuk PPJ non listrik yang akan disetor dari PT VDNI pada tahun ini. (HP/c/hen)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
spot_img