KENDARI, WAJAHSULTRA.COM — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama anggota Komisi X DPR RI Tina Nur Alam menggelar bimbingan teknis dan sinkronisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Pasar Eropa, Timur, Tengah, Afrika dan Amerika serikat yang bertempat di Claro Hotel Kendari.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra, Laode Saifuddin mengatakan, bimbingan teknis ini merupakan satu langkah yang perlu diapresiasi. Karena hal ini, merupakan upaya memperkenalkan pariwisata Sultra ke mancanegara dengan singkronisasi yang cukup serius oleh semua kalangan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong pariwisata Sultra untuk serta membimbing dan mengembangkan potensi Pariwisata agar dikenal di mancanegara. Tidak lupa juga hal ini perlu kita apresiasi kepada Kementrian Pariwisata dan Perwakilan DPR RI dapil Sultra. Tidak lupa juga untuk semua pihak, agar tetap melakukan kreatifitasnya di daerah masing-masing, dalam upaya memulihkan sektor pariwisata sejak dilanda pandemi COVID-19 serta dihari-hari masa yang akan datang,”ringkasnya.
Sementara itu, anggota DPR-RI Komisi X Tina Nur Alam menyampaikan, potensi dan kekayaan destinasi wisata yang dimiliki oleh Sultra akan menjadi sia-sia jika tidak dikemas dengan baik.
“Isu pariwisata di Sultra perlu ditindaklanjuti dengan serius, karena tempat wisata di Sultra begitu banyak namun belum terkelola dengan baik. Kedepannya, akan ada bantuan yang akan tersalurkan kepada masyarakat seperti bantuan insentif pemerintah sebesar Rp 200 juta kepada para pelaku destinasi wisata dan ekonomi kreatif dan dana Rp100 juta dalam pengembangan aplikasi software,” beber Tina.
Oleh sebab itu, sambutan Tina, dalam upaya mengaktifkan kembali sektor pariwisata, diperlukan persiapan penerapan protokol kesehatan yang baik yang berbasis Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).
Karena penerapan protokol kesehatan ini, benar-benar harus dicermati dengan baik, terutama oleh para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Dalam Bimtek kali ini, saya berharap kepada semua peserta bisa saling berbagai cerita, soal kondisi yang sedang berlangsung di lapangan juga menghasilkan usulan-usulan yang bisa dijadikan pilot project. Karena Sultra memiliki destinasi wisata yang sangat banyak baik dari laut, gunung dan danau hingga kuliner. Peran saya di DPR RI, akan tetap melakukan upayakan semaksimal mungkin demi kepentingan masyarakat Sultra pada umumnya,” tegasnya.
Tambahnya, Ia akan terus mendorong apa yang sudah menjadi program Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya dalam pengembangan Pariwisata. Karena yang sudah ditau Sulawesi Tenggara mempunyai potensi destinasi wisata yang sangat banyak.
“Oleh sebab itu, harus dipublikasikan ditataran masyarakat lokal maupun wisatawan Mancanegara. Kalau selama ini, Sultra yang dikenal hanya Wakatobi saja, namu saat ini harus juga ditonjolkan potensi wisata seperti Bokori, Torinipa, Labengki dan sebagainya. Karena sampai saat ini yang harus digenjot adalah potensi pengembangan Pariwisata di Sulawesi Tenggara agar dikenal sampai ke Mancanegara,” tutupnya.
Diwaktu yang berbeda, Koordinator Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Tringsari Agus Rini SE menjelaskan, dalam adaptasi Kebiasaan baru, baik investor Pariwisata maupun investor lainnya dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 dalam pengembangan Pariwisata.
“Tentu saja dalam pengembangan Pariwisata, sudah ada penjelasan sosialisasi mengenai protokol kesehatan dalam hal ini, menjaga jarak, memakai masker serta sesering mungkin mencuci tangan. Sehingga memperkecil penyebaran Covid-19 dilingkup destinasi wisata,”terangnya.
Apalagi sambung Tringsari, pengembangan Pariwisata harusnya ada kolaborasi dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta pelaku pengembangan Pariwisata. Meskipun, Kementerian Pariwisata terus meningkatkan pengembangan wisata, namun harus menjaga serta mencegah penyebaran virus apalagi dimasa pandemi.
“Dengan adanya Bimbingan Teknis (Bimtek) ini, diharapkan semua peserta, pelaku usaha, komunitas serta peran Pemerintah Pusat dan Daerah terjadi kerjsama yang efektif dalam pengembangan destinasi yang ada di Sulawesi Tenggara. Sehingga nantinya, semua potensi pariwisata yang ada di Sulawesi Tenggara dapat dikembang tumbuhkan serta bisa diperkenalkan dizajirah Wilayah Indonesia maupun maca Negara nantinya,”pungkasnya. (hrn/hen)