KENDARI, WAJAHSULTRA.COM — abdulPengamat Ekonomi Nasional Abdul Rahman Farisi menilai kehadiran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki peran esensial secara aktif dan profesional dalam percaturan pertumbuhan ekonomi di jazirah Bumi Anoa.
Kadin juga berpotensi menstimulasi pertumbuhan ekonomi daerah, dengan berbagai kekayaan sumber daya alam di Sultra. Baik dari aspek pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, dan sebagainnya,” kata Abdul Rahman Farisi. Kamis, (15/04).
Kadin mesti bermain pada aspek hilir untuk menjadi catatan penting yang perlu dilakukan kedepan. Dunia usaha diramu dalam bentuk transformasi ekomomi yang berkualitas dengan menciptakan mata rantai bisnis yang memberikan manfaat ekonomi dan jangan terjebak pada mata rantai yang hanya menambah marginal cost tanpa ada tambahan manfaat. “Kadin harus lebih mendalam melihat kegiatan ekonomi sebagai proses hilirisasi. Mulai dari soal pertambangan mineral, hasil pertanian perikanan sampai produk UMKM. Artinya diinisiasi secara menyeluruh pada lingkaran ekonomi di Sultra,” jelasnya.
Menurutnya, situasi pengelolaan sumber daya alam (SDA), masih lebih dominan menjual bahan mentah. Padahal jika serius, Sultra bisa menciptakan terobosan inovasi baru canggih untuk menciptakan teknologi menuju kemandirian ekonomi.
Kemudian, harus berusaha dengan kuat mendorong pembangunan industri pengolahan bahan yang dikonversi menjadi siap pakai. Ini meliputi semua aspek ekonomi strategi, mulai dari pertambangan, pertanian, aspal, perikanan, perkebunan dan sebagainnya. “Jangan kita hanya menjual bahan mentah. Tapi saatnya dimulai di Sultra oleh para pelaku ekonomi Sultra yang terhimpun di Kadin. Tentu itu terkait strategi bisnis dan salah satu pilihannya adalah bermitra dengan perusahaan yang sudh menguasai teknologi produksi, lalu menyiapkan alih teknologi dan lain-lain,” Abdul Rahman Farisi. (p2/c/hen)