KENDARI, WAJAHSULTRA.COM — Pengurus Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan masa bakti 2020-2025 resmi dikukuhkan.
Dalam pengukuhan LAT mengangkat tema optimalisasi peran lembaga adat tolaki sebagai mitra pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah dalam bingkai NKRI.
Sesuai Pantauan Sultra Pos Gubernur Ali Mazi saat sampai ditempat pengukuhan LAT langsung disambut dengan pengalungan bunga dan tarian mondotambe serta tarian umoara. Usai penyambutan, kemudian diarak masuk ke tempat pelaksanaan acara pengukuhan pengurus DPP LAT.
Selanjutnya mereka mendengarkan sekapur sirih atau acara mombesara oleh juru bicara adat tolaki sebelum puncak acara pengukuhan.
Pengukuhan pengurus LAT Sultra sesuai dengan surat keputusan nomor 01/kps/LAT/2020 tentang susunan organisasi Lembaga Adat Tolaki.
Sebelum dimulai, pengukuhan pengurus LAT diawali dengan permohonan izin kepada Gubernur Ali Mazi. “Dengan ini pengukuhan Lembaga Adat Tolaki saya terima,” kata Ali Mazi. Rabu, (26/08). Hadir juga Wakil Gubernur Lukman Abunawas.
Ketua Umum Lembaga Adat Tolaki Sultra, Masyhur Masie Abunawas dalam sambutannya disampaikan, pengukuhan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sebelum hadir, semua pengurus telah mengikuti rapid tes. “Lembaga adat Tolaki selalu siap dan terbuka mendukung semua pembangunan daerah Sultra. Kami juga siap bekerja sama dengan pemerintah dan berkomitmen untuk mewujudkan Sultra yang lebih maju,” tuturnya.
Sebagai Pemimpin komunitas Tolaki, secara kelembagaan tidak akan pernah terlibat secara langsung dalam Pilkada. Akan tetapi DPP Tolaki akan berkontribusi secara positif dalam setiap momentum Pilkada. “Kami berharap Pak Gubernur memberikan perhatian kepada LAT Sultra dalam mendukung program Pemrov Sultra,” harapnya.
Sementara itu, Ali Mazi mengatakan pengukuhan ini mengawali tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh pengurus. Dengan adanya lembaga ini, diharapkan adat yang diwariskan secara turun temurun dapat terjaga. “Kalosara tidak dimiliki oleh daerah lain, hanya di Sultra. Ini adalah peninggalan leluhur kita yang sangat sakral dan luar biasa. Dengan kalosara kita bisa melakukan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Pada prinsipnya Pemprov Sultra akan membantu Kalosara. Hal ini sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam menjaga dan melestarikan adat istiadat yang ada di Sultra. “Tentunya semuanya diawali dengan permohonan. Ini semua harus dijaga dan dipertahankan, setiap individu suku Tolaki sudah sepatutnya menjaga falsafah yang ditinggalkan oleh leluhur,” tutupnya. (P2-K10/hen)