KENDARI,WAJAHSULTRA.COM—
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, SH., mengikuti Rapat Virtual dengan Presiden Joko Widodo Terkait Percepatan Vaksinasi, secara video conference.
Hadir pula Kepala Kepolisian Daerah Sultra Irjen. Pol. Drs. Teguh Pristiwanto, Sekretaris Daerah Sultra Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Sultra Hj. Usna, SKM.
Dari 27 provinsi di luar Jawa-Bali, baru beberapa provinsi yang memiliki capaian vaksinasi dosis pertama di atas rata-rata Nasional, yaitu Kepulauan Riau (Kepri), Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), dan Sulawesi Utara. Oleh karena itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya untuk mempercepat program vaksinasi di luar Jawa-Bali.
Pemerintah akan terus mengevaluasi dan memonitor perkembangan varian Omicron yang telah terdeteksi di 88 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah meminta adanya genome sequencing, membatasi kegiatan masyarakat, dan menyegerakan pelaksanaan vaksin untuk masyarakat rentan.
Selain percepatan vaksinasi bagi anak-anak, Presiden juga meminta agar pelaksanaan vaksinasi booster terus dipersiapkan sehingga pada bulan Januari mendatang dapat dilakukan penyuntikan. Pelaksanaan vaksinasi booster tersebut akan diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan.
Terkait dengan persiapan jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Presiden meminta agar berbagai kegiatan diikuti maksimal 50 orang. Kebijakan pembatasan kegiatan saat Nataru akan disesuaikan dengan imbauan dari WHO dan dituangkan dalam instruksi Menteri Dalam Negeri.
“Namun kegiatan-kegiatannya akan dirinci. Jadi kegiatan maksimal di mal, kemudian untuk restoran maksimal 75 persen dan di berbagai kegiatan 75 persen. Namun ada pembatasan jumlahnya yang dimaksimalkan menjadi 50 orang dan yang traveling itu mereka yang sudah divaksin,” kata Presiden Joko Widodo.
Realisasi di klaster kesehatan Rp140,52 triliun atau 65,4 persen, di sektor perlindungan sosial Rp142,63 triliun atau 76,4 persen, program prioritas Rp80,68 triliun atau 68,4 persen, UMKM Rp85,50 triliun atau 51 persen. Terbanyak masih dari sektor korporasi yang sedang disiapkan PP-nya, sedangkan yang UMKM relatif sudah terlaksana. Kemudian insentif usaha sudah 63,84 (triliun) atau 101 persen, untuk testing, tracing Rp3,11 triliun atau 69 persen, untuk teraupetik insentif santunan nakes sudah 80 persen, vaksinasi 28,77 persen, Rp77 triliun, dan perlinsos sudah Rp142,63 triliun.
Target 70% Akhir Tahun
Beberapa waktu lalu, tepatnya 12 Desember 2021, di Sulawesi Tenggara dari vaksin pertama 47,60 persen dan kedua 27,19 persen. “Alhamdulillah, dengan kedatangan Menteri Dalam Negeri Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., di Sultra capaian vaksinasi hari ini bertambah 5-44 persen 51,34 persen,” kata Gubernur Ali Mazi, menggunakan kesempatan pertama berdialog dengan presiden.
Target Sultra pada akhir tahun 2021 itu tercapai 70%, dari kedatangan Mendagri Muhammad Tito Karnavian, telah mengumpulkan semua bupati/walikota. Pihak gubernuran dan Mendagri sudah meminta laporan dari para bupati/walikota, bahwa di setiap kabupaten/kota harus memiliki inovasi menggerakkan masyarakat untuk datang. Ada yang yang diberi hadiah sapi, motor, kulkas, sepeda, sehingga mampu memotivasi mereka untuk datang.
“Kemarin juga baru kami kedatangan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., tanggal 15 Desember 2021, mengadakan vaksinasi massal di Lapangan Sorumba Konawe Selatan. Peserta vaksinasi di dua tempat itu terhitung, untuk dosis pertama 2.000, dan dosis kedua 3.000. Mudah-mudahan dengan kedatangan Mendagri dan Kapolri dapat mengakhiri penungguan kami,” kata Gubernur Ali Mazi melanjutkan.
Di Sulawesi Tenggara, Covid-19 sudah di anggap tidak ada. Ini masalah yang ada dan sangat mengganggu. Makanya di Sultra, pemerintah segera turun ke lapangan dan pada akhir Januari 2022, target pencapaian 70 persen sesuai perintah presiden. Untuk mencapai 70 persen pemerintah Sultra kekurangan vaksin sebanyak 775.389 ribu.
“Kemarin Dirjen Kesehatan dr. Kirana Pritasari, MQIH., hadir bersama Mendagri dan sudah menjanjikan akan segera mengirim 600.000 dosis, tetapi sampai hari ini dosis yang dijanjikan belum tiba. Besok baru tiba 30.000, padahal target per hari mencapai 24.000. Karena kami targetkan di kabupaten/kota per hari 2.400 dikali 17 kabupaten/kota, sehingga secepatnya mencapai 70 persen,” kata Gubernur Ali Mazi.
Berturut-turut ada empat orang yang memajukan permasalahan di tingkat lokal. Mereka adalah berturut-turut; dari Jawa Tengah ada Pangdam Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, dari Papua ada Kapolda Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri, SIK., dari Lombok Tengah, ada Bupati Lalu Pathul Bahri, S.IP., dan dari Bandar Lampung ada Walikota Hj. Eva Dwiana, SE.
Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan Gubernur Ali Mazi dengan singkat. “Memang tantangan vaksinasi di lapangan sekarang ini memang lebih berat karena memang makin jauh dari pusat kota, dan semakin ke pelosok. Yang kedua juga kaena masyarakat makin enggan, untuk vaksinasi. (Mereka) Merasa bahwa pandemi sudah selesai. Tantangannya disitu. Juga sudah masuk ke cuaca buruk. Saya sangat menghargai dengan apa yang tadi dilakukan oleh Gubernur Sultra Ali Mazi, bahwa memunculkan inovasi, diberi hadiah sepeda, motor, saya kira memang saat ini mencari masyarakat untuk divaksin memang tidak mudah,” tukas Presiden Joko Widodo.
Presidan memerintahkan untuk segera mengirim kekurangan vaksin di Sultra sebanyak 700.000. Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa untuk kabupaten lain yang masih kekurangan vaksin, hari ini atau besok, segera dikirimkan. (*)