KOLAKA UTARA,WAJAHSULTRA,COM–Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., inspektur upacara pada acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-58 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022, di Lapangan Aspirasi, Kolaka Utara, 19 November 2022.
Hadir antara lain, Bupati Kolaka Utara, Parinringi; Bupati Kolaka, Ahmad Safei; Bupati Buton Utara, Ridwan Zakariah; Pj. Walikota Kendari, Asmawa Tosepu; Wakil Ketua DPRD Sultra, Jumardin, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sultra, Kepala Dinas Sosial Prov. Sultra; Kepala Biro Kesra Prov. Sultra, Yusmin; Kepala Biro Umum; Kepala Biro Adpim; Kepala Dinas Pertanian Prov. Sultra, Muh. Djudul; Kepala BKD Prov. Sultra; Kepala Biro Ekonimi Prov. Sultra; Kepala Biro Pemerintahan Prov. Sultra, Kepala Dinas Kesbangpol Prov. Sultra, epala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Sultra, I Gede Panca; serta Kepala Dinas Kominfo Prov. Sultra, Muh. Ridwan Badallah.
Pada perayaan bertema “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku” ini, Gubernut Ali Mazi berkenan membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dan dihadiri peserta upacara dari 17 kabupaten/kota.
Pada kesempatan yang baik ini, kita dapat hadir bersama-sama di tempat ini dalam keadaan sehat wal’afiat, guna mengikuti “Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-58 Tahun 2022 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara”.
Selanjutnya, Gubernur Ali Mazi selaku pembina upacara membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI pada Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-58 Tahun 2022, tanggal 12 November 2022, sebagai berikut:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-58 pada tanggal 12 november 2022.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
HKN ke-58 tahun 2022 mengangkat tema, “Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku” tema ini dipilih untuk menggambarkan bangkitnya semangat dan optimisme seluruh lapisan masyarakat Indonnesia yang secara bersama, bahu membahu dan bergotong royong dalam menghadapi situasi kesehatan di masa pandemi Covid-19, sehingga masyarakat Indonesia dapat kembali beraktivitas dan produktif agar Indonesia kembali bangkit dan kembali sehat.
Tantangan yang kita hadapi sangat berat, semua negara di seluruh dunia, sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Namun ditengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan total 442 juta dosis vaksin telah disuntikan sampai dengan Oktober 2022. Meskipun begitu, kita tidak boleh lengah. Sejak bulan Oktober, kita telah mendeteksi adanya kenaikan kembali kasus Covid-19. Data kematian menunjukan 4 dari 5 pasien meninggal belum divaksinasi booster. Proporsi pasien yang meninggal akibat Covid-19 tiga kali lebih banyak pada kelompok lansia. Oleh karena itu, mari terus ingatkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 dengan booster.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Bangsa Indonesia telah membuktikan dirinya sebagai bangsa yang tangguh. Masyarakat dusun dan kampung saling melindungi dan saling berbagi. Ulama, tokoh agama dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat. Organisasi sosial keagamaan bergerak cepat membantu masyarakat. Tenaga kesehatan, TNI/Polri dan jajaran birokrasi saling bersinergi. Lembaga-lembaga negara juga mendukung pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ini. Karakter Bangsa Indonesia sebagai pejuang, saling peduli, bergotong royong merupakan modal utama kita bisa segera mengatasi pandemic ini.
Hadirin peserta upacara sekalian,
Meski dihadapkan pada prioritas penanganan Covid-19, pada saat yang sama pemerintah juga terus melakukan upaya penanganan masalah kesehatan lainnya yang merupakan program prioritas nasional, seperti penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), menurunkan angka stunting pada balita, memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta meningkatkan kemandirian penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Pandemi juga menjadi momentum bagi pemrintah untuk terus berbenah, melakukan transformasi pada sistem kesehatan di tanah air, Kementrian Kesehatan saat ini sedang melakukan transformasi sistem kesehatan yang berfokus pada 6 pilar, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif, dan berkeadilan, sekaligus sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan dimasa yang akan datang.
Adapun fokus 6 pilar Transformasi Kesehatan adalah Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Pada Pilar 1, Kementrian Kesehatan terus berupaya mengintegrasikan dan merevitasilisasikan pelayanan kesehatan primer, termasuk standar jaringan, standar layanan, serta digitalisasi sistem pelaporan. Integrasi pelayanan kesehatan akan terlihat mulai dari pelayanan di puskesmas hingga tingkat desa, serta akan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Transformamsi pelayanan kesehatan primer harus mendapat perhatian khusus serta investigasi kesehatan yang besar, dengan fokus pada upaya promotif dan preventiv. Salah satu prioritasnya yaitu melalui penguatan sekitar 1,5 juta kader dan tiga ratus ribu posyandu yang menjadi ujung tombak pemberian layanan kesehatan. Disisi lain, kita perlu terus membangun gerakan-gerakan masyarakat untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. Dukungan dan peran serta pemerintah daerah beserta seluruh elemen masyarakat dibutuhkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat.
Pada Pilar 2, transformasi layanan rujukan bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Kementrian Kesehatan mengembangkan jejaring layanan rujukan untuk penanganan penyakit katastropik yang menjadi penyebab kematian tinggi dan beban pembiayaan besar, antara lain stroke, kanker, jantung, ginjal, serta Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Pada pilar ini, kita memperkuat sisi supplay melalui peningkatan kapasitas implementasi ke enam pilar tersebut diharapkan bisa mentransformasi sistem kesehatan Indonesia dan juga dunia, yakni, sistem kesehatan yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi.
Pilar 3, transformasi sistem ketahanan kesehatan, percepatan ketahanan farmasi dan alat kesehatan terus dilakukan, agar produk obat, vaksin, dan alat kesehatan dapat diproduksi dari hulu ke hilir dan dimanfaatkan di dalam negeri. Saat ini, Kementraian Kesehatan berkomitmen Rp.17,52 triliun untuk belanja produk dalam negeri, dan telah melakukan realisasi sejumlah Rp.9,1 triliun atau 51,9 persen dari nilai komitmen. Disamping ketersediaan produk farmasi dan alat kesehatan, pemerintah juga mendorong kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan melalui tenaga cadangan kesehatan. Partisipasi tenaga kesehatan dan non-kesehatan sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis. Akan dilakukan pendataan tenaga cadangan dan pelatihan untuk dapat melengkapi keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis. Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan di skala kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional juga harus dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Terkait Pilar 4, Kementrian Kesehatan melakukan transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup, adil, efektif dan efisien. Pertama, mempercepat produksi National Health Account (NHA) untuk kebijakan pembiayaan kesehatan yang lebih berbasis bukti. Kedua, menjaga kualitas layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui revieu tahunan tarif JKN. Ketiga, kendali mutu dan biaya yang berbasis bukti untuk pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien melaui peningkatan penerapan teknologi kesehatan Health Tecnology Assessment (HTA). Keempat, memperkuat sinergi pembiayaan kesehatan antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan organisasi lainnya melalui konsolidasi pembiyaan kesehatan.
Pada Pilar 5, SDM kesehatan bertransformasi dalam peningkatan jumlah, pemerataan, serta meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, untuk memberikan pelayanan berkualitas hingga pelosok. Target optimis yang akan di capai yaitu angka ideal dokter 1 banding 1.000 populasi dan pemenuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan RSUD sesuai standar. Beberapa unggulan tengah dilakukan yaitu melalui implementasi Academic Health System, pemberian 10.000+ beasiswa bagi dokter, spesialis, dan fellowship, serta peningkatan kualitas melalui pelatihan yang terintegrasi sesuai kebutuhan pelayanan.
Pada Pilar 6, teknologi kesehatan di Indonesia terus bertransformasi menuju sistem kesehatan yanag tangguh dan terintegrasi. Salah satunya dengan melakukan integrasi data rekam medis pasien di fasilitas pelayanan kesehatan kedalam satu platform Indonesia Health Service (IHS) yang diberi nama Satu Sehat. Selain itu juga dilakukan inovasi bio teknologi, yakni Biomedical Genome-Based Science Initative (BGS–I), untuk menerapkan pengobatan yang lebih personal dan presisi. Kementrian Kesehatan mulai dengan melakukan 10.000 sekuensing DNA, berbasis penyakit, kanker, stroke, genetik, diabetes dan Wellness & Beauty Indonesia membangun bank data dari genomik penduduk Indonesia yang akan terintegrasi dengan data medisnya.
Implementasi keenam pilar tersebut diharapkan bisa mentransformasi sistem kesehatan Indonesia dan juga dunia, yakni sistem kesehatan yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Dengan rasa syukur dan bangga, saya juga ingin menyampaikan Pencapaian Presidensi G20 Indonesia Bidang Kesehatan.Pertama, Pandemic Fund yang diusung sejak Presidensi G20 Arab Saudi, dilanjutkan pembahasannya pada Presidensi G20 Italia, kini mewujud nyata dan diluncurkan pada Presidensi G20 Indonesia. Untuk memperkuat tatanan kesehatan global, terutama dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi dimasa datang, gagasan besar yang membutuhkan energi dan koordinasi para pemimpin dunia dari sektor ekonomi dan kesehatan kini menjadi nyata.
Kedua, selesainya evaluasi independen terhadap inisiatif Act-Accelator untuk memastikan akses negara-negara kesumberdaya kesehatan dalam menanggulangi pandemi di masa depan.
Ketiga, Presidensi G20 Indonesia telah membuat kemajuan dengan mengajak negara anggota G20 memberikan fokus perhatian yang berkelanjutan pada Surveilans Genomic Patogen, sebagai bagian penting dari pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi.
Keempat, Presidensi G20 Indonesia juga berhasil mengharmonisasi sertifikasi kesehatan pada perjalanan internasional, membangun interoperabilitas sistem antar negara;
Kelima, pada Presidensi G20 Indonesia ini, negara-negara anggota G20 juga berhasil mencapai kesepakatan agar analisis kesenjangan dan pemetaan jaringan penelitian dan manufactur vaksin, alat diagnosis, dan terapeutik dilaksanakan, serta akan dilanjutkan pada Persidensi G20 Di India.
Keenam, pada Presidensi G20 Indonesia juga memberi ruang bagi keberlanjutan pembahasan serta perhatian dunia, akan penanggulangan tuberculosis, implementasi One Health dan perlawanan terhadap resistensi anti mikroba.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada segenap insan kesehatan yang telah bahu membahu berjuang tanpa mengenal lelah dalam melaksanakan pembangunan Kesehatan Indonesia. Perjuangan kita masih panjang, saya berharap semua insan kesehatan agar:
Terus mendorong terbangunnya Gerakan Masyarakat Hidup Bersih & Sehat, diantaranya melalui konsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan mencuci tangan dengan sabun;
Terus mendorong masyarakat untuk Memeriksakan Kesehatannya Secara Rutin, baik pemeriksaan ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, imunisasi, pemeriksaan penyakit- penyakit sesuai siklus hidup; dan
Terus mengembangkan diri dan organisasi dalam kompetensi dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada Insfrastruktur dan kompetensi sdm dalam menyediakan layanan kesehatan, sehingga layanan rujukan tersedia dan dapat diakses di 34 provinsi dan 514 kab/kota.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati dan melindungi upaya kita dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat sejahtera.
Menteri Kesehatan,
Gunadi Sadikin Budi
Selamat Hari Kesehatan Nasonal, Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku!
Pemberian Bantuan
Gubernur Ali Mazi kemudian memotong tumpeng dan diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kolaka Utara, Irham. Atas nama pemerintah, didampingi Pj. Bupati Kolaka Utara, Parinringi, menyerahkan bantuan UMKM. Gubernur Ali Mazi menyerahkan pula penghargaan bidang kesehatan dalam penanganan Covid-19. Juga menyerahkan bantuan untuk mesjid, juga menyerahkan batuan untuk penyandang disabilitas, dan bantuan perahu untuk nelayan.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, Kolaka Utara di daulat sebagai tuan rumah kegiatan tersebut dan di buka langsung oleh Gubernur Ali Mazi.
Segala persiapan telah dilakukan oleh Kolaka Utara sebagai tuan rumah seperti pembenahan venue kegiatan yang akan dilaksanakan di Lapangan Aspirasi Kolaka Utara selama peringatan HKN di gelar.
“Sebagai tuan rumah Insya Allah kami siap melaksanakan dan menyambut para tamu dari kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tenggara,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Irham.
Kegiatan tersebut, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Irham, dilaksanakan mulai 18 sampai 19 November 2022 dan para peserta mulai melakukan registrasi pada 17 November dan dilanjutkan meeting setelahnya “Dari hasil komunikasi sudah ada sekitar 70 persen kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara yang menyatakan diri untuk hadir dalam kegiatan, ” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Irham.
Pada kegiatan HKN Akan digelar senam dan lomba olahraga antar Kabupaten, selain itu dalam kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari pelayanan IPA test dan pemasangan IUD secara gratis. “Kegiatan HKN ini sudah berjalan dengan kegiatan yang dilaksanakan per profesi kesehatan ambil semua bagian seperti sosialisasi makanan bergizi dan pemberian vitamin, ” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Irham.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara, Irham, berharap sebagai tuan rumah kali pertama pelaksanaan HKN di Kolaka Utara dirinya berharap kegiatan sekali dalam setahun itu bisa sukses dilaksanakan. “Dalam kegiatan HKN nantinya pak Gubernur Ali Mazi akan menyerahkan UHC Jaminan Kesehatan Nasional, ”.
Beberapa rangkaian lomba tradisional yang diikuti kontingen dari berbagai kabupaten di Sulawesi Tenggara diawali lomba senam dan berlanjut tarik tambang, bola gotong hingga lari sarung. Sorakan dan tawa lepas riuh sepanjang ivent.
Pj. Bupati Kolaka Utara, Parinringi, mengatakan Hari Kesehatan Nasional berdampak positif secara ekonomi bagi daerah. Sebagai tuan rumah tahun ini, Pj. Bupati Kolaka Utara, Parinringi, meminta kepada segenap jajaran hingga masyarakatnya menjadi pelayan yang baik kepada para tamunya yang datang dari berbagai wilayah di Bumi Anoa. “Berikan yang terbaik. Jaga kebersihan dan wujudkan rasa aman dan nyaman bagi tamu kita.”
Meski demikian, Hari Kesehatan Nasional harus dipahami jika di masa transisi pandemi Covid-19 saat ini harus tetap diwaspadai dan tidak boleh lengah. Semua pihak tetap berupaya menjaga kesehatan, memprioritaskan promotif preventif dan semakin menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Ilham/hen)