JAKARTA,WAJAHSULTRA.COM–Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., melantik Pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) Wilayah Nusa Tenggara Timur, berjumlah 50 orang, di Aston Hotel, Senin 31 Oktober 2022.
Tampak peserta yang hadir menggunakan atasan putih dipadukan dengan songket tenun khas suku-suku yang ada Sulawesi Tenggara. Melalui pidatonya usai pelantikan, Gubernur Ali Mazi mengungkapkan bahwa pelantikan kepengurusan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara Wilayah NTT telah direncanakan sejak tahun 2019. Namun karena pandemi Covid-19, rencana kegiatan tersebut baru terealisasi tanggal 31 Oktober 2022.
“Saya secara pribadi dan sebagai Gubernur Sulawesi Tenggara, tentunya menyambut baik terlaksananya pelantikan pengurusan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) KKST Provinsi NTT. Pada kesempatan ini saya sungguh merasa sangat bahagia dan terharu dapat bersua dan bersilaturahmi dengan bapak, ibu dan saudara-saudariku perantauan asal Sulawesi Tenggara,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi yang juga adalah pendiri Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara, mengungkapkan momentum ini menjadi kesempatan yang berharga, untuk mengobati rindu dan memperkuat rasa persaudaraan. Agar lebih akrab dalam kebersamaan sesama rumpun masyarakat Sulawesi Tenggara.
Gubernur Ali Mazi mengajak semua yang hadir dalam Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara, agar patut berbangga. Karena saat ini masyarakat etnis lokal Sulawesi Tenggara yang terdiri dari lima suku besar (Buton, Muna, Tolaki, Morenene, dan Mekongga) di hampir semua wilayah Nusantara telah banyak berperan di semua lini pembangunan mulai skala lokal hingga internasional.
“Dengan demikian, keberadaan putra-putri lokal Sulawesi Tenggara dengan segala potensi yang dimilikinya dapat dioptimalkan sebagai kekuatan yang nyata dalam mewujudkan pemerintahan yang kuat. Menuju pembangunan yang mensejahterakan masyarakat,” jelas Gubernur Ali Mazi.
Lebih lanjut, Gubernur Ali Mazi menyampaikan dirinya menyambut baik keberadaan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gubernur Ali Mazi menilai keberadaan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur memiliki arti penting dan diharapkan semakin mempererat hubungan silaturahmi dan mempermudah komunikasi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara yang ada di perantauan wilayah Nusa Tenggara Timur.
Adapun 4 hal yang diharapkan Gubernur Ali Mazi kepada segenap pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur, yakni:
Menjadikan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur sebagai wadah menyatukan komitmen, dan memperkuat semangat kebersamaan tanpa memandang perbedaan RAS. Dilandasi oleh pemikiran “Aku Bangga Menjadi Anak Sulawesi Tenggara”.
Menjadikan organisasi Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur sebagai wadah komunikasi dan koordinasi masyarakat Sulawesi Tenggara. Agar terhindar dari provokasi pihak yang tidak bertanggungjawab.
Menjadikan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur sebagai motor penggerak. Mendorong masyarakat Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur mengambil peran yang lebih besar, sesuai kapasitas masing-masing.
“Akhirnya, saya ucapkan selamat atas Pelantikan DPW Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur. Tak lupa saya mengajak masyarakat Sulawesi Tenggara senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, guna mendukung pembangunan dan mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Gubernur Ali Mazi mengakhiri pidatonya.
Selain itu, Muslimin Rusli selaku ketua DPW Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur mengungkapakan bahwa pelantikan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Nusa Tenggara Timur adalah salah satu dari dua pelantikan yang dihadiri Gubernur Sulawesi Tenggara. “NTT ini provinsi ke-28 yang dilantik. Diantara semua pelantikan hanya dua yang dihadiri Gubernur Ali Mazi. Salah satunya NTT” ujar Muslimin.
Muslimin juga mengatakan Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara bukan hanya menjadi wadah menjalin silaturahmi antara masyarakat Sulawesi Tenggara tetapi juga bisa menjadi wadah bagi anggotanya yang memiliki usaha dalam bentuk kerjasama. (Ilham/hen)