KENDARI,WAJAHSULTRA.COM–Secara Nasional tanggal 10 November dikenal sebagai Hari Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Hari Pahlawan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Hari Pahlawan Nasional diperingati untuk kembali mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945.
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., menghadiri Upacara Ziarah Nasional Peringatan Hari Pahlawan ke-77 Tahun 2022 Provinsi Sulawesi Tenggara, pukul 08.00 bertempat di Taman Makam Pahlawan Watubangga, Kendari, 10 November 2022.
Semua unsur pemerintahan gelar upacara peringatan Hari Pahlawan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar upacara di Taman Makam Pahlawan Watubangga Baruga, diikuti bersama unsur Forkopimda; Pj. Sekprov Sultra, Asrun Lio; dan Kepala Badan Narkotika Nasional, Brigjend Pol Sabaruddin Ginting.
Secara Nasional tanggal 10 November dikenal sebagai Hari Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Hari Pahlawan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Hari Pahlawan Nasional diperingatkan untuk kembali mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945.
Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini adalah pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh kemudian mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara tidak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai kota pahlawan.
Pahlawanku, Teladanku
Kementerian Sosial (Kemensos) sudah merilis logo Hari Pahlawan 2022. Logo Hari Pahlawan 2022 memiliki sejumlah arti; Kepal Tangan: tangan mengepal melambangkan semangat juang dan perlawanan pahlawan dalam menolak ketidakadilan dan kezaliman para penjajah.
Perisai Pancasila: kepal tangan berbentuk seperti perisai Pancasila menandakan pahlawan sebagai anak bangsa yang rela menumpahkan darahnya demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah air dari penjajah.
Simbol Cinta: simbol itu dalam budaya pop sering diutarakan untuk menandakan rasa cinta. Sama halnya seperti pahlawan, mereka rela berkorban karena ada perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air. Bambu Runcing: bambu runcing adalah senjata yang digunakan untuk melawan penjajah pada masa kolonialisme. Senjata bambu runcing menjadi saksi para pahlawan bangsa yang pernah berjuang dan melawan para penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan negara Indonesia. (Ilham/hen)