KENDARI,WAJAHSULRTRA.COM–Gema Kreasi Perdana (PT. GKP) melalui General Manager (GM) Bambang Murtiyoso menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) dan khususnya masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) atas adanya video yang beredar di sosial media.
Ia membantah adanya intimidasi dan upaya Kriminalisasi warga dari Pihak PT. GKP, tapi menurutnya itu merupakan kasus kriminal murni di tahun 2019 lalu.
Ia juga menyampaikan bahwa PT. GKP membuka diri kepada Komisi IIi DPRD Sultra untuk melakukan kunjungan langsung ke Lapangan untuk melihat langsung kondisi di Lapangan.
Hal ini disampaikan oleh General Manager (GM) PT. Gema Kreasi Perdana (PT. GKP) Bambang Murtiyoso saat diwawancara oleh awak media usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Provinsi Sultra, Selasa, (8/3)
“Hasil pertemuan RDP hari ini bagus. saya pikir tadi sudah dibacakan Ketua Komisi III DPRD Sultra bahwa mereka akan melakukan kunjungan melihat langsung dilapangan. Karena Wawonii secara keseluruhan, termasuk wilayah Roko-roko kondusif sekali, jadi paling tidak nanti kita lihat,”ujarnya.
Lanjutnya, bahwa pihak PT. GKP selalu membuka pintu dan mengizinkan juga tim Komisi III DPRD Sultra sama- sama ke lapangan. Saya pikir nanti kita ikuti sama – sama apa yang menjadi hasil keputusan dari rapat hari ini.
“Tadi kita sudah bahas dan jelaskan bahwa tidak ada intimidasi kepada warga yang ada, kasus penangkapan itu kan, kasus kriminal murni 2019 lalu. Ada La Dani yang melakukan tindakan penganiayaan terhadap karyawan PT. GKP dan ini dilaporkan juga oleh masyarakat,”terangnya.
Lanjutnya, Jadi kasus ini tidak hubungannya dengan masalah lahan yang sudah kita kuasai secara fisik, yang kita masuki dengan masalah isu adanya intimidasi atau penyerobotan lahan, kami tidak melakukan itu.
“Tapi ini pidana murni yang dilakukan oleh beberapa anggota atau kelompok masyarakat yang pernah melakukan tindakan tindak pidana di 2019 lalu,”tegasnya.
Kata Bambang, bahwa saya juga sudah menyampaikan pernyataan permohonan maaf atas video yang beredar, video yang beredar hanya sepenggal kalimat belakang dari himbauan.
“Saya selalu memberikan pemahaman kepada seluruh keluarga atau pihak yang memang berselisih dengan kami, hanyatiba – tiba diakhir dari himbauan yang kami berikan itu, ada satu orang yang masuk ke dalam arena kita, yang ternyata juga bukan pemilik lahan, ini yang mengundang emosi sampai akhirnya saya mengeluarkan statemen seperti itu,” klarifikasinya.
Lebih lanjut Bambang, Tapi disitu saya sudah sampaikan permohonan maaf kepada pihak – pihak yang merasa dirugikan dengan statemen saya. Dan kita sebenarnya tidak seperti itu, hanya penggalan dari akhir video yang mana orang itu membuat kita emosi .
“Tapi saya tidak tahu siapa yang memenggal video itu. Karena kalau kita ikuti dari awal semua himbauan humanis dan saya lakukan dengan baik pada waktu itu kepada warga,”jelasnya.
Bambang kembali menyampaikan bahwa tidak ada proses intimidasi, yang ada memang kita mengambil hak kita, jadi memang kita sudah beli lahan ini, kita mau mengambil hak kita. Lagian juga orang sudah ingin kerja, jadi intimidasi tidak ada. Dan sekarang kondisi baik baik saja di lapangan.
“Kami tidak melakukan intimidasi, memang mereka menghalang – halangi kegiatan kami. Seolah-olah seperti semacam ada intimidasi, padahal tidak ada kekerasan yang.kami lakukan,”imbuhnya.
Katanya lagi, coba lihat saja tidak ada korban saat itu, aparat bertindak sangat bijak, tidak ada keberpihakan baik kepada PT. GKP maupun kepada masyarakat yang bersebelahan atau yang menolak kegiatan pembebasan lahan.
“Situasi warga dan perusahan saat ini sangat kondusif sekali, bagus banget itu. Bahkan mereka mau bikin konsolidasi damai dengan PT. GKP. dan kami menyambut baik sekali usulan itu, Jadi mereka bagus banget masyarakat sudah mulai memahami karena sekarang jalan di lahan itu sudah mulai dilakukan kegiatan pembuatan jalur hauling,”terangnya.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini PT. GKP sudah jalan, aktivitas kita kan sudah jalan, hanya kan yang terhambat di jalan hauling yang kita bebaskan. Dan sekarang sudah tembus, hanya jalan 7×10 meter itu yang bermasalah.
“Dan sekarang sudah tidak ada masalah dilapangan. Pemilik lahan yang kemarin kita ambil, itu memang kita beli,”pungkasnya.
Untuk diketahui, PT. GKP selama ini sudah mendapatkan pernyataan seluruh desa di Wawonii Tenggara termasuk APDESI memberikan dukungan dengan satu pernyataan tertulis kepada investasi tambang untuk bisa segera melakukan kegiatannya di Pulau Wawonii.(IMR/hen).