KENDARI, WAJAH SULTRA, COM–Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) gandeng bank dunia serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas yang merupakan bagian dari program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Diketahui sebanyak 448 aparatur desa di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas yang merupakan bagian dari program P3PD.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kerja Sama Kemendagri, Yose Rizal mengatakan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa, agar belanja desa menjadi berkualitas.
Kegiatan tersebut tambahnya merupakan tahap kedua dengan harapan bantuan dari DPMD Sultra untuk tahap berikutnya yang akan dilaksanakan hingga pertengahan November 2023. “Ini niatnya adalah meningkatkan kapasitas aparatur desa agar mengelola dana desa dengan baik,” ungkapnya, Selasa, (26/9).
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) PMD Sultra, I Gede Panca berharap melalui kegiatan tersebut, para kepala desa dan aparaturnya seperti Sekdes, BPD, Posyandu, dan PKK memiliki kemampuan, integritas, serta keterampilan untuk membangun desanya menuju desa yang maju dan mandiri.
Dikatakan, Â dua kabupaten di Sultra yaitu Buton Selatan (Busel) dan Wakatobi tidak diikut sertakan dalam kegiatan tersebut karena keterbatasan anggaran. Untuk itu, Panca berharap gubernur bisa membantu DPMD Sultra untuk memberikan pelatihan yang sama seperti P3PD terhadap dua kabupaten itu. “Selain desa dari 2 kabupaten itu, masih ada sekitar 432 desa di Sultra yang tidak tersentuh program P3PD. Mungkin di 2023 ini Busel kita akan berikan pelatihan dari APBD. Tahun depan nanti kita usulkan lagi Wakatobi dan desa-desa lain yang belum menjadi sasaran P3PD,” paparnya.
Ia menyebut dari total 1.908 desa di Sultra, yang menjadi garapan program P3PD baru sekitar 1.576 desa. Yang belum tersentuh yaitu di Wakatobi 75 desa, Busel 65 desa dan 297 desa lain lain yang tersebar di 13 kabupaten di Sultra.
Kesempatan yang sama, Kabid Pemdes DPMD Sultra, La Ode Muh. Saban menjelaskan bahwa 448 peserta pada pelatihan tersebut berasal dari 112 desa yang dibagi dalam 14 kelas, tersebar di beberapa hotel di Kendari. Kata dia, tahap ke-2 tersebut akan terselenggara hingga Kamis, 28 September tahun 2023 nanti. “Kami harapkan dengan pelatihan ini bisa menambah pendapatan asli desa. Seperti arahan pak Dirjen tadi, bahwa sebagian besar desa di Indonesia, utamanya di Sultra itu belum punya PAD dan masih mengharapkan dana transfer. Dengan ini, kami harap desa bisa berinovasi untuk mencari sumber-sumber pendapatan desa,” ujar tandasnya. (andri/hen)