KENDARI,WAJAHSULTRA.COM–Mahasiswa di Kota Kendari yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar aksi solidaritas dalam rangka mendukung mahasiswa dan masyarakat Sumbawa Barat untuk menutup PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Pasalnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan itu diduga melakukan pelanhgaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti membuang limbah merkuri 14 ton perhari ke laut Nusa Tenggara Barat (NTB). CSR sebesar 120 miliar pertahun yang tidak jelas muaranya. Pembatasan buruh untuk berserikat hingga pekerja yang harus kehilangan nyawa.
Tak hanya itu, perusahaan itu juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, penghancuran serikat, jam kerja yang tidak menentu hingga pembatasan media sosial. “Ini harus terus disoroti, karena sangat merugikan masyarakat. Perusahaan sama sekali tidak bermanfaat untuk masyarakat,” tegas koordinator aksi, Abdul Mumin, Rabu, (28/12).
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa hingga saat ini perlawanan warga lokal Sumbawa Barat terus digelorakan, aksi-aksi massa sampai hari ini masih terus berlanjut bahkan sejumlah mahasiswa dan masyarakat Sumbawa sudah 18 hari melakukan aksi mogok makan di kantor Komnas HAM. “Akan tetapi hingga saat ini belum ada titik terang untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” jelasnya.
Atas hal itu, Aliansi Mahasiswa Sultra mendukung aksi mogok makan mahasiswa dan masyarakat NTB. Kemudian, mereka meminta kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas korban jiwa dan hilangnya pekerja PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Tak hanya itu, mahasiswa juga meminta kepada pemerintah untuk mencopot dan mengadili jajaran direktur dan komisaris dan menutup PT Amman Mineral Nusa Tenggara, serta meminta Komnas HAM untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang diduga dilakukan PT Amman Mineral Nusa Tenggara. “Kami akan terus bergerak sampai tuntutan kami dilakukan oleh pemerintah Nusa Tenggara Barat,” tandasnya. (Andri/hen)