KENDARI WAJAHSULTRA.COM — muDinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali melakukan penyegaran posisi 41 kepala sekolah (Kepsek) pada tiga kabupaten, yakni 13 Kepsek Baubau, 28 Kepsek Muna Rabu (24/3). Kegiatan pelantikan sendiri berlangsung di aula Kantor Walikota Baubau.
Pelantikan tersebut dilakukan Gubernur Sultra melalui Kadikbud Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD, disaksikan Kepala BKD Sultra, Dra Zanuria MSi, Wakil Walikota Baubau La Ode Ahmad Monianse, Kepala Dinas Pendidikan Kota Baubau dan sejumlah pejabat di lingkup Dikbud Sultra.
Dalam sambutannya, Asrun Lio mengatakan, pada dasarnya pelantikan Kepsek dilakukan karena masih ada jabatan di Sultra yang belum dilakukan pengukuhan sejak beralih status menjadi pegawai Pemerintah Provinsi Sultra Tahun 2017.
Disamping itu, pejabat baru diperlukan untuk mengganti posisi kepala sekolah yang telah memasuki masa pensiun, pindah wilayah tugas lain, dan diangkat dalam jabatan struktural, serta masih menjabat sebagai pelaksana tugas. Pelantikan tersebut juga telah memenuhi syarat sesuai standar kompetensi nasional yang telah ditetapkan, diantaranya lulus starter dan memiliki Nomor Unik Kepala Sekolah (NUKS).
“Ada lima standar kompetensi yang harus dipenuhi, yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kepsek juga harus bisa menjalankan kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah di pimpinnya. Menjadikan sekolah tersebut terbaik dan program sekolah yang dapat diterima oleh guru dan murid yang ada di sekolah. Melaksanakan peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, sedapat mungkin sebagai pendidik, manajerial, administrator, dan supervisior, leader, dan juga sebagai motivator,” paparnya.
Asrun menjelaskan, sekolah sebagai sebuah organisasi, lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling terikat dan menentukan, serta memiliki ciri tertentu yang tidak mungkin dimiliki organisasi lain.
Berkembang tidaknya sekolah, amat dipengaruhi oleh kepemimpinan dari kepala sekolah yang merupakan pejabat formal, manager, pemimpin, pendidik, dan juga bertindak sebagai staf.
“Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu indikator kemajuan sekolah, termasuk manajemen. Manajemen yang baik adalah bila pekerjaan yang ada, dilaksanakan bersama antara guru dan kepala sekolah. Jangan seperti manajemen tusuk sate. Artinya, kepala sekolah harus mampu merangkul semua komponen, memfungsikan semua guru dengan baik. Jangan malu bertanya kepada guru yang lebih mengerti dan jangan gengsi,” pesannya.
Untuk itu, diberi waktu tiga bulan kepada para pejabat yang baru dilantik untuk meningkatkan kinerja dan prestasi.
“Pesan pak gubernur Bila tidak mampu, akan dikembalikan menjadi guru biasa seperti semula. Untuk itu, kelola sekolah dengan baik, bekerja dan melakukan inovasi, kreatif serta penuh kebersamaan dengan semua guru demi terwujudnya proses pendidikan yang baik. Olehnya, dukunglah pejabat yang baru dilantik dengan kerjasama baik,” pesan Asrun dalam sambutannya.
Dia menjelaskan, kepala sekolah pada dasarnya merupakan guru biasa yang diberi tambahan tugas sedikit saja, yang sewaktu-waktu dapat dijadikan guru biasa kembali.
“Itu lumrah dan tidak ada luar biasa. Jangan lupa itu, saudara-saudari adalah guru juga, dan kewajiban utama adalah sebagai guru yaitu menjagar sebagaimana guru lainnya. Sekali lagi saya mengimbau agar kepala sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikannya, sehingga anak didik dapat berprestasi serta mengharumkan nama sekolah dan menjadi unggulan,” terangnya.
Asrun mengungkapkan, jika imbauan tersebut bersifat terbuka bagi semua sekolah dan guru berprestasi. Bahkan pihaknya akan memberikan reward atau penghargaan, agar kepala sekolah maupun guru tidak bertahun tahun berada di satu sekolah.
“Jika berprestasi maka bisa naik level lebih tinggi. Misalnya dari kepala sekolah di daerah terpencil ke sekolah di daerah, bahkan sampai ke ibu kota provinsi,” janjinya.
Kesempatan itu juga, Asrun Lio meminta kepada para kepala sekolah serta jajaran guru di Sultra secara umum, agar senantiasa menyeleksi putra-putri peserta didikanya yang berprestasi, untuk nantinya diberi beasiswa sekolah ke jenjang berikutnya, sehingga kedepan benar-benar menjadi kader Sultra yang siap menjawab segala tantangan, dan turut serta menekan angka pengangguran.
“Menyeleksi siswa-siswinya, tidak mengutamakan anak sendiri atau keluarga, namun anak berpestasi yang dilakukan secara umum, tidak membandingkan siapa dia hingga latar belakang orang tua. Mari kita sama-sama meningkatkan dunia pendidikan di Sultra ini, sesuai dengan peran kita masing-masing. Seleksi terus anak yang berpestasi karena mereka itu aset daerah yang harus kita bina,” pesannya.
Asrun Lio juga mengingatkan agar mengoptimalkan mutu pendidikan para siswa dengan meningkatkan kemampuan belajar siswa di sekolah, terlebih pendidikan itu tidak seperti pelajar instan, tetapi berjenjang hingga siswa menjadi siap dan memiliki kemampuan yang baik dalam studinya.
“Tidak ada lagi istilah sekolah favorit, pilihan sekolah harus berasarkan zonasi tempat tinggal. Semua memiliki standar sama, karena nantinya semua sekolah sanggup mengadakan ujian berbasis komputer. Sekali lagi saya mengingatkan kepada saudara-saudari memandang jabatan ini sebagai sebuah amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Sebagaimana sumpah jabatan yang diucapkan dan jadikanlah jabatan sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT, sehingga insya allah tuhan selalu meridhoi semua perbuatan kita,” katanya lagi. (hrn/hen)