JAKARTA.WAJAHSULTRA.COM–Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menekankan seluruh instrumen kebijakan bakal digunakan, baik kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain, terutama regulasi dari korporasi.
Sebab, potensi resesi saat ini tengah menghantui Indonesia.
“Kami tidak akan terlena, kami tetap waspada,” ujar Menkeu Sri Mulyani di sela-sela Pertemuan Menkeu G20 di di Nusa Dua, Badung, Bali, dikutip dari JPNN.com, Kamis (14/7/2022).
Berdasarkan survei Bloomberg Indonesia menempati peringkat 14 dengan kemungkinan resesi sebesar tiga persen, jauh dari Sri Lanka yang menempati posisi pertama dengan potensi resesi 85 persen.
Sri Mulyani berpendapat persentase potensi resesi Indonesia yang sangat rendah menggambarkan ketahanan pertumbuhan ekonomi domestik, indikator neraca pembayaran, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kuat.
“Dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga kita juga relatif baik,” ungkap Sri Mulyani.
Dia juga menambahkan, sektor keuangan Indonesia relatif lebih kuat semenjak krisis global 2008-2009.
“Namun, kami tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan. Risiko global mengenai inflasi dan resesi atau stagflasi sangat nyata dan akan menjadi salah satu topik penting pembahasan di G20 Indonesia,” tuturnya.( jpnn)